Malam sudah
sangat larut. Mungkin sebagian orang sudah berada di alam mimpi. Tapi tidak
dengan Ify. Tepatnya Alyssa Saufika Umari, menurut sebagian orang hidupku
sangat sempurna. Bagaimana tidak sempurna? Ify mempunyai paras yang cantik,
otak yang cerdas dan anak dari salah satu pengusaha yang sukses.
Tapi itu
menurut orang. Siapa sangka kehidupan Ify tidak lah begitu sempurna. Mungkin
orang juga mengira gadis ini begitu di manja. Tapi kenyataannya tidak,
orangtuanya berlaku sangat tidak adil terutama Ibu nya. Ibu nya lebih peduli
terhadap Ashila zahrantiara, kembarannya. Apa-apa selalu Shila. menurut ibu
Ify, Shila bagaikan anak satu-satu nya. Ify seperti tak di anggap.
Ify berdiri
dari tempat tidurnya, dan pergi menuju balkon kamarnya. Menatap bintang yang
bertaburan di langit malam ini. Sedari tadi matanya belum juga bisa untuk di
pejamkan. Pikirannya sangat bingung saat ini. 5 hari lagi Ibunya ulangtahun.
Ingin sekali di hari itu ify memberi sebuah kado yang bisa membuat ibu nya
sedikit terkesan.
Heran?
Jangan heran, begitulah Ify. Hatinya sangat lembut, bagaimana pun perlakuan ibu
nya Ify tak ambil pusing. Bagi Ify, Ibu nya bersikap seperti itu karna beliau
sangat menyayangi Ify.
“hmm apa ya
bagusnya?” gumam Ify dengan kening mengerut. Sedikitpun tak di temukan jawaban
atas pertanyaan nya. Akhirnya Ify memutuskan untuk tidur, karna tak ingin besok
terlambat ke sekolah.
>,<
sinar
mentari pagi yang begitu menyilaukan membangunkan Ify dari tidur nya.
“hei kamu, dasar pemalas! Jam berapa ini, kenapa baru bangun?” ternyata mama Ify yang membuka jendela kamar Ify dengan kesal.
“hei kamu, dasar pemalas! Jam berapa ini, kenapa baru bangun?” ternyata mama Ify yang membuka jendela kamar Ify dengan kesal.
“maaf ma,
tadi malam aku gak bisa tidur” sesal Ify dengan muka tertunduk. Shila datang
karna mendengar keributan di kamar adiknya.
“mama udah
dong. Ify nya juga udah bangun” ujar Shila dan duduk di sebelah Ify. Sedangkan
mama mereka keluar tanpa mempedulikan Ify lagi.
“yaudah sana
Fy loe mandi, omongan mama jangan terlalu di ambil hati” bujuk Shila lembut
dengan senyum yang menghias di wajah nya. Jujur saja sebenarnya Shila kasian
dengan kemabarannya ini. Tapi Ia juga kagum dengan Ify yang tegar. Rasanya Ia
ingin sekali menangis jika melihat kembarannya di marahi mama mereka.
“iya Shil,
gue tau kok mama begitu karna mama sayang sama gue” Ify membalas senyum Shila.
Lagi-lagi Shila hanya bisa menatap Ify kagum. Ify segera beranjak ke kamar
mandi dan bersiap-siap ingin berangkat ke sekolah.
Ify sudah
siap ingin berangkat ke sekolah, Shila
masih setia menunggu Ify. Selagi menunggu Ia hanya membaca majalah saja.
“yok Shil”
ajak Ify. Mereka jalan bergandengan menuju ruang makan. disana sudah ada Mama
dan Papa mereka.
“pagi ma,
pagi pa” sapa Shila dan Ify berbarengan.
“pagi juga
sayang, sudah siap untuk aktifitas hari ini?” balas papa mereka, sambil menatap
kedua anak kembar nya ini.
“ayo sayang
kita sarapan” ajak mama mereka tanpa menatap Ify sekalipun. Ify hanya bisa
tersenyum lirih. Shila yang menyadari itu, langsung menarik Ify ke meja makan.
“siap dong
paa”jawab Shila dan Ify berbarengan lagi. Tak lupa dengan senyuman khas mereka.
“ma, pa
nanti Ify yang bawa mobil ya” ucap Ify hati-hati.
“gak boleh.
Emangnya kamu bisa nyetir apa? Ntar kalau kenapa-napa ribet lagi.” Balas
mamanya dingin.
“udahlah ma,
biarin aja. lagian Ify kan juga bisa bawa mobil. Masa mama lupa” jawab papa Ify
yang diangguki oleh Shila.
“yaudahlah
terserah, kalo kenapa-kenapa jangan salahin mama.”
“hmm pa, gak
apa-apa kok. Mama bener Ify kan belum terlalu lancer juga bawa mobilnya” Mama
Ify tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Shila dan Papa Ify hanya
geleng-geleng kepala saja.
>.<
Langit senja
mulai mengelurkan keindahannya, yang bila dipandang membuat hati terasa tenang.
Seperti yang Ify rasakan saat ini, sepulang sekolah tadi Ia tidak langsung
pulang melainkan ke bukit pelangi dulu. Tak banyak yang mengetahui tempat ini.
Padahal kala senja di sini begitu indah. Lagi Ify mebuang nafasnya dengan
berat. Tak tau mengapa mamanya begitu membencinya. Berkalikali Ia meyakinkan
hatinya bahwa mamanya seperti itu karna dia sayang kepada Ify.
Langit mulai
gelap, Ify segera beranjak dari sana dan berjalan pulang. di tunggu nya taksi
di halte terdekat, tapi tak ada sedikitpun taksi yang lewat. Padahal hari sudah
sangat gelap, tiba-tiba sebuah mobil ferari berwarna merah berhenti di depan
nya. Sedikit mebuat Ify mengerutkan keningnya. “siapa yang berhenti di depan
ku” gumam Ify.
Ternyata Rio
sahabatnya dari kecil . “ayo Fy, naik.” Ajak Rio.
Ify segera
naik ke mobil Rio. “Rio gue kangen banget sama loe” Ify langsung memeluk Rio.
Selama ini Rio berada di luar negeri. Setelah lulus SMP Ia melanjutkan sekolah
nya di Ausie.
“loe kok balik kesini gak ngomong-ngomong” ujar Ify setelah melepas pelukannya.
“loe kok balik kesini gak ngomong-ngomong” ujar Ify setelah melepas pelukannya.
“gue baru
aja nyampek. Gue sengaja mau ngasih kejutan buat loe.” Jelas Rio dengan senyum
khasnya.
“owh, terus
kok loe bisa tau gue disini?” Tanya Ify.
“ah loe
makin lama makin dodol aja deh. Ya jelas lah gue tau kan kita sering ke sini
dulu” ujar Rio sambil menjalankan mobilnya.
Ify hanya
mengangguk paham. “loe ada masalah?” Tanya Rio.
Ify
menggeleng perlahan. “gak usah bohong deh sama gue. Gue tau kok loe kalo kesini
karna ada masalah iya kan?” Tanya Rio lagi.
Akhirnya Ify
tersenyum “loe tau aja”
“gara-gara
dia lagi” Tanya Rio.
Ify hanya diam.
Rio memang sudah banyak tau tentang sikap mama Ify ke Ify sendiri. Mobil Rio
melaju dengan kecepatan standart membelah keramaian kota Jakarta. Ify sedikit
melupakan masalah nya karna ada Rio yang menghiburnya.
“maksih ya yo, mampir dulu yuk” mereka sudah sampai dirumah Ify.
Rio
mengeleng “gak usah, udah malam”
“yaudah gue
masuk dulu ya” Rio mengangguk.
Dari dalam
terdengar keributan. Sepertinya Ify sedang di marahi Mama nya karna pulang
sudah semalam ini. Rio hanya bisa mendengarnya pedih. Tak tahan mendengar Ify
dimarahi.
“loe emang enggak bisa bohong dari gue. Loe selalu berusaha tampak ceria padahal hati loe lagi kalut banget.” Gumam Rio dengan tersenyum pahit. Lalu Ia menjalankan mobilnya.
“loe emang enggak bisa bohong dari gue. Loe selalu berusaha tampak ceria padahal hati loe lagi kalut banget.” Gumam Rio dengan tersenyum pahit. Lalu Ia menjalankan mobilnya.
>.<
Ify memegang
pipinya yang sedikit lebam karna habis ditampar oleh mamanya. “kapan mama bisa
lembut sama Ify” gumam Ify. Pandangannya lurus kedepan. Hati Ify benar-benar
sudah lelah akan dambaan kasih sayang seorang mama yangIa inginkan. Ify
menghirup oksigen sejenak, lalu melepas kembali zat karbon dioksida. Pikirannya
benar-benar kalut. Kalau saja dia tidak selalu berpikiran positif tentang
mamanya, mungkin saat ini Ify hanya tinggal nama saja. “gue mikir apa sih. Mama
kayak gitu karna dia sayang sama gue. Lagian salah gue juga pulang telat”
lagi-lagi ify bergumam sendiri. Merasa cukup tenang dia kembali masuk ke
kamarnya. pintu yang menghubungkan kamarnya dengan balkon kamarnya.
“night ma,
semoga mama mimpi indah” gumam Ify lagi, lalu terlelep karna terlalu lelah.
Bukan hanya raganya yang lelah tapi hatinya pun juga sangat lelah.
Subuh-subuh
Ify selalu menyempatkan diri untuk mengerjakan kadonya. Targetnya tepat hari H
kado itu harus selesai. Ntah mengapa Ify merasa kado ini adalah kado terakhir
yang akan Ia berikan pada mamanya. Tak ada yang tau rahasia yang Ify
sembunyikan. Hanya Tuhan dan dialah yang tau. Dia tak ingin orang-orangyang Ify
sayangi menangis hanya karna mengetahui rahasia yang selama 2 tahun ini Ify
sembunyikan. Terlebih lagi mamanya. Ify tidka ingin mata indah itu mengelurkan
setitik saja air hanya karna dirinya.
“uhuk..uhuk” batuk Ify, Ify membuka tangan nya yang telah
penuh darah yang keluar dari mulutnya. Nafasnya mulai tersengal-sengal.
Cepat-cepat Ify merogoh laci mejanya, diambilnya beberapa obat-obatan yang tak
tau apa gunanya. Tapi rasa sakti itu semakin menusuk. Pelahan-lahan seperti
sayatan-sayatan silet yang menyentuk kulit. Ify mengerang kesakitan “gue harus
nyelesein ini” dengan tekad yang kuat, sambil menahan perih Ify melanjutkan
pekerjaannya. Tepat disaat dia menyelesaikan pekerjaannya, dia pingsan.
>,<
Shila
merutuk dengan kesal. Hari sudah siang tapi Ify belum juga bangun padahal mereka
sudah berjanji akan menghabiskan waktu libur bersama. Akhirnya Shila memutuskan
untuk ke kamar Ify.
“Fy, udah bangun belum” tapi tak kunjung ada jawaban. Shila memasuki kamar Ify. betapa terkejutnya Shila saat melihat keadaan Ify yang berlumuran darah.
“bibi, tolong Shila” teriak Shila memanggil pembantunya. Orangtua Shila dan Ify sudah pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Seorang wanita dan pria datang tergopoh-gopoh kekamar Ify. sama dengan Shila tadi mereka juga terkejut.
“cepat bawa Ify kerumah sakit” saat pembantu-pembantu Shila menggotong Ify ke mobil, Shila sempet tertegun melihat sebuah rajutan yang tergeletak dilantai. “I love Mom” baca Shila. Tak terasa Shila menangis. Dibawanya rajutan itu dan segera menyusul Ify.
“Fy, udah bangun belum” tapi tak kunjung ada jawaban. Shila memasuki kamar Ify. betapa terkejutnya Shila saat melihat keadaan Ify yang berlumuran darah.
“bibi, tolong Shila” teriak Shila memanggil pembantunya. Orangtua Shila dan Ify sudah pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Seorang wanita dan pria datang tergopoh-gopoh kekamar Ify. sama dengan Shila tadi mereka juga terkejut.
“cepat bawa Ify kerumah sakit” saat pembantu-pembantu Shila menggotong Ify ke mobil, Shila sempet tertegun melihat sebuah rajutan yang tergeletak dilantai. “I love Mom” baca Shila. Tak terasa Shila menangis. Dibawanya rajutan itu dan segera menyusul Ify.
Shila
menunggu dengan khawatir di depan UGD, sudah sejam lebih dia menunggu. Tapi dokter
tak kunjung keluar.
“Shil, Ify kenapa?” Tanya Rio yang telah datang. Memang tadi shila sempat menelvon Rio dan orangtua nya. Dia tau Rio adalah orang yang terpenting bagi Ify. Mungkin dia juga.
“gue gak tau Yo, tadi gue..” Shila tak sanggup untuk berbicara. Rasanya begitu sakit melihat satu-satunya saudara yang Dia miliki dan yang paling bisa mengerti dia. Terbaring lemah di dalam sana. Rio segera mendekap Shila kedalam pelukannya. Rio tau Shila benar-benar kacau ini. Sama seperti dia. Rio pun sama kacaunya. melihat orang yang dia sayangi ada diruangan itu sedang berjuang.
“Shil, Ify kenapa?” Tanya Rio yang telah datang. Memang tadi shila sempat menelvon Rio dan orangtua nya. Dia tau Rio adalah orang yang terpenting bagi Ify. Mungkin dia juga.
“gue gak tau Yo, tadi gue..” Shila tak sanggup untuk berbicara. Rasanya begitu sakit melihat satu-satunya saudara yang Dia miliki dan yang paling bisa mengerti dia. Terbaring lemah di dalam sana. Rio segera mendekap Shila kedalam pelukannya. Rio tau Shila benar-benar kacau ini. Sama seperti dia. Rio pun sama kacaunya. melihat orang yang dia sayangi ada diruangan itu sedang berjuang.
Dokter keluar
dengan tampang lesu. Shila dan Rio segera menghampiri Dokter.
“Dok, Ify kenapa?” suara Shila tampak bergetar menahan isak tangisnya.
“Penyakit Ify semakin parah”
“Pe-penyakit? Memang Ify sakit apa dok?” Tanya Rio.
“apa kalian tidak tau? Ify mengidap leukemia. Dan sekarang sudah memasuki stadium akhirnya.” Rio dan Shila tercengang mendengar penuturan dokter bagaimana tidak, selama ini Ify tampak baik-baik saja. Shila sedikit merasa bersalah dengan Ify. seharusnya Ify yang mendapat perhatian lebih. Bukan dia. “MAafin gue Fy. Seharusnya gue aja yang didalam sana. Jangan loe” ucap Shila dalam hati. Air matanya semakin deras turun.
“Dok, Ify kenapa?” suara Shila tampak bergetar menahan isak tangisnya.
“Penyakit Ify semakin parah”
“Pe-penyakit? Memang Ify sakit apa dok?” Tanya Rio.
“apa kalian tidak tau? Ify mengidap leukemia. Dan sekarang sudah memasuki stadium akhirnya.” Rio dan Shila tercengang mendengar penuturan dokter bagaimana tidak, selama ini Ify tampak baik-baik saja. Shila sedikit merasa bersalah dengan Ify. seharusnya Ify yang mendapat perhatian lebih. Bukan dia. “MAafin gue Fy. Seharusnya gue aja yang didalam sana. Jangan loe” ucap Shila dalam hati. Air matanya semakin deras turun.
“Apa dia
sudah sadar Dok?” Tanya Rio.
“dia koma”
“koma? Kemungkinan kapan dia akan sadar?” lagi Rio bertanya.
Dokter menggeleng lemah. “kita tidak tau kapan dia akan sadar. Leukimia yang diidapnya sudah semakin parah” Rio diam, tak tau mau berbicara apa lagi “baiklah saya permisi dulu” lanjut Dokter.
“dia koma”
“koma? Kemungkinan kapan dia akan sadar?” lagi Rio bertanya.
Dokter menggeleng lemah. “kita tidak tau kapan dia akan sadar. Leukimia yang diidapnya sudah semakin parah” Rio diam, tak tau mau berbicara apa lagi “baiklah saya permisi dulu” lanjut Dokter.
Rio terdiam
diusap kepalanya. Menangis dalam diam. Kata “leukemia, koma” terngiang-ngiang
dikepalanya. Tak sanggup rasanya. Dia pulang ke Indonesia hanya untuk Ify. tapi
sekarang, ify malah terbaring lemah di ruangan itu.
>.<
Sudah hampir
3 hari Ify koma, tapi dia tak kunjung sadar. Saat suster sedang memeriksa Ify,
tangan Ify mulai bergerak. Dia sadar. Suster akan keluar memanggil Dokter, tapi
ditahan Ify.
“suster Ify boleh minta kertas” Suster mengangguk, diberikannya pena dan kertas pada Ify. Ify selesai menulis.
“tolonga kasihin keluarga Ify ya, makasih sus” ujar Ify lemah. Tak lama dia kembali tak sadarkan diri. Suster panic dan segera memanggil dokter. Ortu Ify, Shila dan Rio yang menunggu diluar terkejut saat melihat dokter yang masuk keruangan Ify dengan panik.
“suster Ify boleh minta kertas” Suster mengangguk, diberikannya pena dan kertas pada Ify. Ify selesai menulis.
“tolonga kasihin keluarga Ify ya, makasih sus” ujar Ify lemah. Tak lama dia kembali tak sadarkan diri. Suster panic dan segera memanggil dokter. Ortu Ify, Shila dan Rio yang menunggu diluar terkejut saat melihat dokter yang masuk keruangan Ify dengan panik.
“Pa, Ify kenapa
pa?” Tanya mama Ify. air matanya mulai keluar. Perasaan bersalah sekarang dia
rasakan. Seharusnya dia lebih memperhatikan Ify bukan pilih kasih.
“sabar Ma, dokter masih meriksa” tak lama dokter keluar. Dia mneggeleng lemah. Membuat orang yang menunggu Ify tampak cemas.
“dok, ify kenapa?” Tanya Papa Ify.
“saya minta maaf. Ify sudah meninggal” semua terkejut. Mendengar penuturan dokter.
“dokter bercanda kan? Ify masih hidup kan?” Tanya Shila tak percaya. Saat ini Dia berharap dokter akan berkata “iya saya bercanda” tapi apa dia dapat. Sebuah gelengan yang sudah menjelaskan semuanya. Shila, Rio dan oaring tgua Ify segera berlari memasuki ruangan Ify. benar saja yang dikatakan dokter. Kain putih telah menutupi wajah Ify. Suster yang sempat melihat Ify sadar tadi, menatap nanar keluarga Ify.
“sabar Ma, dokter masih meriksa” tak lama dokter keluar. Dia mneggeleng lemah. Membuat orang yang menunggu Ify tampak cemas.
“dok, ify kenapa?” Tanya Papa Ify.
“saya minta maaf. Ify sudah meninggal” semua terkejut. Mendengar penuturan dokter.
“dokter bercanda kan? Ify masih hidup kan?” Tanya Shila tak percaya. Saat ini Dia berharap dokter akan berkata “iya saya bercanda” tapi apa dia dapat. Sebuah gelengan yang sudah menjelaskan semuanya. Shila, Rio dan oaring tgua Ify segera berlari memasuki ruangan Ify. benar saja yang dikatakan dokter. Kain putih telah menutupi wajah Ify. Suster yang sempat melihat Ify sadar tadi, menatap nanar keluarga Ify.
“bu, pak. Tadi
Ify sempat sadar, dia menitipkan ini” Rio mengambil kertas itu dan membacanya.
Dear : Mama, Papa, Shila dan Rio J
Mungkin saat kalian membaca surat ini, Ify sudah pergi jauh
dan tak kembali.
Ma, happy birthday ya… maaf IFy selalu mengecewakan mama. Membuat mama marah. Tapi Ify sayang banget sama mama. Maaf Ify belum sempat bikin mama bahagia, Maaf Ify belum bisa banggain mama. Ify selalu bikin susah mama. Mama tau? Selama ini Ify selalu berharap dapat kasih sayang mama. Ify berharap dapat melihat mama selalu tersenyum. Tapi waktu Ify Cuma sedikit, Ify gak bisa lagi lihat senyuman mama. Makasih ma, Makasih atas semuanya.
Pa, maafin Ify selalu buat papa susah. Papa yang terbaik bagi Ify. Ify sayang banget sama papa. Jagain mama ya Pa.
Shil, maaf y ague gak bisa nepatin janji gue. Untuk ngabisin waktu liburan ini sama loe. Tapi ini bukan mau gue. Ini takdir gue Shil. Oya jagain Mama sama Papa ya… buat mereka bangga. Gantiin gue mewujutin itu semua.. tolong kasihin rajutan gue yang loe temuin ke Mama, bilang itu kado dari gue.
Hai pacem? Huhu jangan nangis ya.. hahaha GR banget gue. Mana mungkin lah loe nangis untuk gue. Maaf gue gak cerita tentang penyakit yang gue deriata. Gue udah nyembunyiin semuanya dari loe. Padahal gue udah jani bakan cerita sama loe. Yo, tolong jagain Shila ya, gue tau loe bisa jagain dia seperti loe jagain gue. Loe harus tau yo, gue cintaaa sama loe. Telat kali ya ngasih tau ke loe. Tapi yang penting gue udah nyampein ke loe. I Love U yo…
Ma, happy birthday ya… maaf IFy selalu mengecewakan mama. Membuat mama marah. Tapi Ify sayang banget sama mama. Maaf Ify belum sempat bikin mama bahagia, Maaf Ify belum bisa banggain mama. Ify selalu bikin susah mama. Mama tau? Selama ini Ify selalu berharap dapat kasih sayang mama. Ify berharap dapat melihat mama selalu tersenyum. Tapi waktu Ify Cuma sedikit, Ify gak bisa lagi lihat senyuman mama. Makasih ma, Makasih atas semuanya.
Pa, maafin Ify selalu buat papa susah. Papa yang terbaik bagi Ify. Ify sayang banget sama papa. Jagain mama ya Pa.
Shil, maaf y ague gak bisa nepatin janji gue. Untuk ngabisin waktu liburan ini sama loe. Tapi ini bukan mau gue. Ini takdir gue Shil. Oya jagain Mama sama Papa ya… buat mereka bangga. Gantiin gue mewujutin itu semua.. tolong kasihin rajutan gue yang loe temuin ke Mama, bilang itu kado dari gue.
Hai pacem? Huhu jangan nangis ya.. hahaha GR banget gue. Mana mungkin lah loe nangis untuk gue. Maaf gue gak cerita tentang penyakit yang gue deriata. Gue udah nyembunyiin semuanya dari loe. Padahal gue udah jani bakan cerita sama loe. Yo, tolong jagain Shila ya, gue tau loe bisa jagain dia seperti loe jagain gue. Loe harus tau yo, gue cintaaa sama loe. Telat kali ya ngasih tau ke loe. Tapi yang penting gue udah nyampein ke loe. I Love U yo…
Semua Ify tidur ya.. Ify udah gak kuat. Ify sayang semuanya..
<3
Alyssa Saufika Umari
“Mama puas
sekarang? Ify udah pergi… Mama puas sekarang kan” bentak Shila. Pikirannya benar-benar
kacau apa lagi setelah mengdengar surat Ify yang di bacakan Rio.
“Ini, Shila nemuin ini. Waktu Ify pingsan.” Mama Ify memegang sweater yang di rajut Ify “I Love Mom” kata itu, semakin membuatnya pilu. “maafin Mama Fy”
“Ini, Shila nemuin ini. Waktu Ify pingsan.” Mama Ify memegang sweater yang di rajut Ify “I Love Mom” kata itu, semakin membuatnya pilu. “maafin Mama Fy”
Kini Ify telah pergi, meninggalkan sejuta kenangan utuk orang-orang yang dia sayangi. Mungkin orangnya telah pergi jauh. Tapi namanya selalu terkenang dihati orang-orang yang menyayanginya. Sosok Ify yang tabah, yang ceria semuanya ada padanya. IFY satu nama berjuta arti.
0 komentar:
Posting Komentar